Isi ruang bakar + Isi silinder
Perbandingan Kompresi = __________________________
Isi silinder
Dari rumus di wikipedia (tanpa piston volume) :
b = cylinder bore (diameter)
s = piston stroke length
Vc = volume of the combustion chamber (including head gasket). This is the minimum volume of the space into which the fuel and air is compressed, prior to ignition. Because of the complex shape of this space, it usually is measured directly rather than calculated.
Dengan piston Volume
CR=(Vc+(D-PV))/Vc-PV
CR = Compression Ratio
Vc = volume of the combustion chamber (including head gasket).
D = Displacement.
PV = Piston Volume
Kenapa ada piston Volume? Karena jika aplikasi Flat top piston maka gak ada masalah, namun jika masang piston cekung atau cembung (jenong) maka Volume silinder atau displacement tentu berubah karena dikurangi/ ditambahi oleh cekungan dan cembungan piston crown..
Ato rumus simpelnya..
Volume Silinder + Volume Ruang bakar (termasuk ketebalan gasket) / Volume Ruang bakar..
Misal Scorpio saya..
Displacement (Volume silinder) = 223 cc
Volume Chamber (ruang bakar) = 22.069 cc
Volume Gasket (tebal 1.1mm) = 4.231 cc
Piston Volume = 0 cc (Flat, gak dihitung)
Maka rasio kompresinya adalah :
223 + (22.069+4.231) / (22.069+4.231)
223 + 26.3 / 26.3
249.3 / 26.3
= 9.47 dibulatkan jadi 9.5 : 1
Sesuai spek di brosur..
Rumus diatas adalah apa yg dinamakan RASIO KOMPRESI STATIS..
Bos-bos pasti dah tahu cara ngitung Volume silinder atau displacement kan?
Rumusnya,
3.14 X Bore X Bore X Stroke / 4000
Misal scorpio saya lagi..
Bore = 70 mm
Stroke = 58 mm
Jadi, 3.14 X 70 X 70 X 58 / 4, ketemunya 223 cc tadi..
Tetapi, pernah baca kurva Cam, seperti ini?
Ato punya Kharisma di bawah ini?
Klep masuk buka 2° sebelum TMA, nutup 25° sesudah TMB
Klep buang buka 34° sebelum TMB, nutup 0° sesudah TMA
Ato Kawasaki athlete ini..
Inlet :
Buka : 20⁰ sebelum TMA
Tutup : 60⁰ setelah TMB
Durasi : 260⁰
Exhaust :
Buka : 55⁰ sebelum TMA
Tutup : 25⁰ setelah TMB
Durasi : 260⁰
Yang saya BOLD adalah inlet nutup (intake closing).. SELALU menutup setelah TMB..
Padahal, rumus volume silnder, menggunakan Stroke (180 derajat crack setelah TMA, 0 derajat TMB) yg full.. alias dalam scorpio saya 58 mm..
Dimana saat itu, KLEP HISAP MASIH MEMBUKA.. bagaimana piston mengkompresi jika klep hisap masih membuka??
Nah, karena saya blom tahu (blom punya datanya) kapan klep hisap scorpio menutup.. Saya trus mencoba mbongkar mesin tepat setelah klep hisap menutup.. jadi posisi piston di silinder seberapa.. (diukur dengan dial gauge, blom punya busur derajat) lalu ane ukur pake sigmat.. Berapa Stroke YANG SISA, setelah klep hisap menutup.. supaya bisa dicari Rasio Kompresi Efektifnya..
Disebut Efektif karena baru saat itu Piston benar-benar meng kompresi..
Disebut juga Rasio Kompresi DINAMIS
Ketemu STROKE setelah klep hisap menutup adalah 25.4mm!! (Hampir setengah stroke)
Volume efektif jadinya (saat kompresi)
3.14 X 70 X 70 X 25.4 / 4 = 97.576cc
Rasio Kompresi efektif (Volume silinder + Volume chamber dibagi volume chamber) =
98cc + 26.3cc / 26.3cc = 4.73
Ketemu kan Rasio Kompresi efektifnya? CUMAN 4.7 : 1
NB : sebenarnya ada rumus Rasio Kompresi Dinamis, tapi harus punya data selain inlet nutup juga panjang setang piston (con rod), ini rumusnya..
Rc = {Vrb + [R + L - (R x cos q) - (L x sin (arc cos (R x L x sin q)))]}/Vrb
Vrb = Volume ruang bakar
R = stroke/2
L = panjang ConRod
q = 180 - (klep in nutup)
Cara diatas (Rasio Kompresi DINAMIS), adalah cara yang sama dengan pengukuran Rasio kompresi pada mesin 2 Tak..
Ingat, 2 Tak intake nya adalah berupa lubang di dinding silinder..
Nah pada mesin pabrikan Jepang, mereka mengukur rasio kompresi menggunakan stroke saat piston telah melewati lubang intake..
Jika Ninja, RX King kompresi nya berkisar 6-7 :1.. sepertinya tergolong kecil.. tapi yang pasti lebih besar dari Scorpio saya!! ato Kawasaki athlete misalnya..
Nah pernah denger Aprillia 2 Tak baik 125 / 250cc kompresinya 11-12 : 1 ??
Wah tinggi banget dong? Ternyata tidak juga, karena pabrikan Eropa menggunakan standar pengukuran yang berbeda dari pabrikan jepang..
Mereka (pabrikanotomotif eropa) menggukur rasio kompresi saat piston di TMB (full stroke)
Jadi 11 : 1 nya Aprillia blom tentu lebih tinggi dari 6.7 : 1 nya Kawasaki Ninja..
Yang pasti kompresi 2 tak blom tentu lebih kecil dibanding kompresi mesin 4 tak..
Ingat, 2 Tak intake nya adalah berupa lubang di dinding silinder..
Nah pada mesin pabrikan Jepang, mereka mengukur rasio kompresi menggunakan stroke saat piston telah melewati lubang intake..
Jika Ninja, RX King kompresi nya berkisar 6-7 :1.. sepertinya tergolong kecil.. tapi yang pasti lebih besar dari Scorpio saya!! ato Kawasaki athlete misalnya..
Nah pernah denger Aprillia 2 Tak baik 125 / 250cc kompresinya 11-12 : 1 ??
Wah tinggi banget dong? Ternyata tidak juga, karena pabrikan Eropa menggunakan standar pengukuran yang berbeda dari pabrikan jepang..
Mereka (pabrikanotomotif eropa) menggukur rasio kompresi saat piston di TMB (full stroke)
Jadi 11 : 1 nya Aprillia blom tentu lebih tinggi dari 6.7 : 1 nya Kawasaki Ninja..
Yang pasti kompresi 2 tak blom tentu lebih kecil dibanding kompresi mesin 4 tak..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar