Senin, 31 Agustus 2015

Test Knalpot Yamaha Byson, Katalis VS Non-Katalis

Sedikit tips dari Knalpot yang mungkin bisa anda terapkan pada bison dirumah berikut untuk informasinya

Test Knalpot Yamaha Byson, Katalis VS Non-Katalis

 Suara yang keluar di level 90,6 dB
Ingin pakai knalpot racing, tapi bentuknya tak ubahnya saluran buang standar bawaan motor? Solusinya, bisa pilih knalpot keluaran teranyar AHRS untuk Yamaha Byson ini.

Bedanya, knalpot standar pabrik masih mengaplikasi katalis converter. Tujuannya buat menyaring emisi gas buang agar lebih rendah. Tapi efeknya, power drop karena tertahan! Sedangkan knalpot AHRS, tidak. Tentunya, power dari engine bisa keluar mantap.

Apalagi bentuk knalpot racing yang menyerupai bentuk standar, sekarang memang sedang booming. Seperti knalpot racing bentuk standar buat motor matik. Khususnya Yamaha Mio dan BeAT yang juga dibikin AHRS.

Menggunakan knalpot racing dengan bentuk standar selain menaikan power juga tidak mengubah bentuk dari knalpot. Tapi buat kali ini, kita bicara soal knalpot Byson saja ya. Tidak yang lain!

Knalpot Silent High Power (SHP) AHRS yang dibanderol Rp 520 ribu ini, juga tampil fashionable. “Selain itu memiliki tingkat kebisingan atau dB yang rendah,” jelas Toto, sales counter yang biasa ngendon di gerai AHRS di Jl. Tole Iskandar No. 162, Depok.

Biar lebih terlihat perbandingannya, langsung aja dilakukan pengukuran. Sebagai bahan pengetesan, meminjam Yamaha Byson milik Mochamad Latif yang tergabung di klub BYONIC (Byson Yamaha Owner Indonesia Club).

Kebetulan, Byson lansiran 2011 ini juga baru melakukan servis ringan. Juga, aplikasi main-jet ukuran 115 dan pilot-jet 17,5.

Uji coba dilakukan di atas mesin Dynojet tipe 250i milik bengkel Aerospeed di Jl. Haji Nawi, No. 74, Jakarta Selatan. Sebagai patokan, diukur lebih dulu knalpot standar Byson. Melalui beberapa kali running, didapat hasil terbaik. Yaitu, power bermain di 11,69 dk dan torsi 9,20 ft.lbs.
Naik 0,72 HP
Data awal sudah didapat. Kini, giliran tes selanjutnya pakai knalpot AHRS. Byson kembali dilarikan di atas mesin dyno. Lewat running yang dilakukan, power maksimal melonjak meninggalkan power standar. Kini, tenaga puncak menyentuh angka 12,41 dk dengan torsi 9,66 ft.lbs.

Itu artinya, terjadi kenaikan power sebesar 0,72 dk. Sedang untuk torsi maksimal, 0,46 ft.lbs. Lewat penggantian knalpot, power besar itu juga bisa didapat di rpm lebih awal. Mulai 5.700 rpm, grafik merah melonjak naik meninggalkan grafik biru yang mewakili grafik knalpot standar.

Tapi, power dan torsi yang di dongkrak naik ini sebenarnya masih bisa berkembang tuh. Terlihat dari grafik AFR kalau komposisi perbandingan udara dan bahan bakar belum tepat. So, butuh penyesuaian ulang di main-jet atau pilot-jet.

Bisa dilihat di grafik AFR berwarna merah. Di gasingan 7.500 rpm,  grafik ini melonjak naik meninggalkan grafik AFR standar. Artinya pasokan bahan bakar yang menuju ruang bakar tergolong miskin. Alias, lebih banyak udara ketimbang bahan bakar.

Pilot-jet dan main-jet tidak memberikan pasokan kebutuhan yang diminta engine. Bisa saja lewat peningkatan pilot-jet atau main-jet dengan hitungan 1 step di atasnya, power bisa lebih sempurna dimuntahkan Byson standar ini. Edisi depan, kita bahas lebih lanjut soal permainan naik-turunkan main-jet dan pilot-jet ya!

Oh ya... Knalpot racing keluaran AHRS ini dijual dalam bentuk telanjang, maksudnya enggak dijual berikut cover knalpot. Jadi, jadi biar terlihat rapi, tinggal pasang cover knalpot lama bawaan knalpot standar motor ya. Prosesnya tidak mengubah dudukan kok alias tinggal pasang.

Dijamin lebih garang.  (motorplus-online.com)
Penulis : Panji | Teks Editor : KR15 | Foto : GT
Tags : Test Knalpot Silent High Power (SHP) AHRS Yamaha Byson, Aerospeed,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar