Air index Waktu itu dikuitip langsung aja buku graham bell (sangat popular di Indonesia) dan sepertinya jawaban saat itu cukup memuaskan sang penanya (maklum dikutip dari AG Bell) Tetapi jawaban saya justru tidak memuaskan saya sendiri, karena sepertinya tidak seperti itu. Jadi mulailah riset dilakukan dan singkat cerita inilah hasilnya dalam bentuk rumus yg agak rumit tapi sebenernya gampang kalau dah biasa Ada angka index yg ditemukan dari riset tersebut, diebut air speed index (Ai) Angka nya mulai dari 24 sd 35 , 24 adalah mewakili air speed yg terendah dan 35 mewakili air speed tertinggi. Untuk keperluan harian / ekonomis angka Ai yg dipakai adl angka diatas 30 jadi 31 sd 35 Sedangkan untuk keperluan race / street performance angka Ai yg diapakai adl 24 sd 30 Untuk keperluan race dibagi 3 yaitu, Matic Ai = 27 sd 30 Bebek Ai = 25 sd 28 Mesin tegak Ai = 24 sd 27 Rumusnya adl ((Sqrt atau akar dari ( cc : Ai x 100 : 3.14))x2)+3 cc adalah CC mesin ; misal 125 cc dan Ai adalah Air speed index Contoh : mesin 125 cc untuk keperluan harian maka Ai yg dipakai kita pilih 33 maka besar klep in nya (Akar dari (125 : 33 x100 : 3.14) x2)+3 125 : 33 = 3.7878 ; 3.7878 x100 =378.8; 378.78 : 3 = 120.63; akar dari 120.63 = 10.98; 10.98 x 2 = 21.96; 21.96 +3 = 24.96 atau dibulatkan jd 25mm Jadi untuk keperluan harian motor 125 cc cocoknya pakai klep in 25mm Tapi kalau motor pengen lebih irit lagi maka Ai yg dipakai 35 Kalau pengen untuk kebut2 an di jalan atau di sirkuit gg senggol; misalnya matic kita pakai Ai 29 (Akar dari (125 : 29 x 100 : 3.14))x2+3 = 26.43 atau dibulatkan jd 26.5 Kalau misal motor matic yg sama pengen buat race di sentul kecil maka kita pakai Ai 27 (akar dari (125 : 27 x 100 : 3.14))x2+3 = 27.3 dibulatkan jadi 27.5 Kalau misal motor bebek 127cc untuk sirkuit dadakan / gg senggol kita pakai Ai 28 Maka (akar dari(127 : 28 x 100 : 3.14))x2+3 = 27 Sedangkan motor yg sama untuk sentul besar maka kita pakai Ai 25 Jd (akar dari (127 : 25 x 100 : 3.14))x2+3 = 28.5 Kesimpulan dari riset , semakin rendah angka Ai maka hasil test dynonya makin gede HP nya tetapi didapat pd rpm yg lebih tinggi sedangkan sebaliknya angka Ai yg tinggi makin rendah hasil dynonya tetapi peaknya didapat lebih cepat. Ai yg tinggi lebih irit/ ekonomis dipemakaian BBm dan juga lebih lincah sedangkan ai rendah boros bbm Rumus diatas juga membuktikan kegalauan kenapa kok motor yg hpnya gede di dyno pas di track gak bisa menang, ternyata karena susah dikendalikan dan kurang lincah malah selalu hilang waktu di tikungan. Tetapi kalau di sentul gede motor dengan ai rendah, mantap | |
kalau teman2 lihat gambar di atas adl sebuah lingkaran yg tentu saja memiliki 360 derajat. Kalau dibagi menjadi 4 bagian tentu saja setiap bagian memiliki masing2 90 derajat
cam bertugas membuka hanya di 2 langkah saja yaitu langkah hisap lihat area hijau dan langkah buang lihat area merah, langkah hisap bertugas untuk memasukkan udara + bensin ke dalam mesin dan di langkah buang cam bertugas membuka klep untuk proses pembuangan gas
Pada Kenyataannya pada langkah hisap cam selalu membuka lebih dari porsi 90 derajat, bahkan terkadang sampai 30 derajat lebih dari semestinya , kenapa begitu???
Karena udara dan bensin yg masuk kedalam mesin butuh waktu untuk memenuhi ruang bakar mesin (lihat garis orange yg bertuliskan power)
Pada langkah Buang kalau dipikir kenapa cam harus membuka jauh lebih awal bahkan 30 derajat sebelum waktunya(lihat garis orange di langkah daya), Karena tekanan yg dihasilkan setelah bbm meledak begitu besarnya sehingga kalau dibiarkan terlalu lama didalam dasar ruang mesin malah justru menghambat kelancaran terbentuknya energi inertia secara simultan dan lagi posisi piston 20 derajat sebelum tmb pergerakan piston hampir diam(tdk bergerak), oleh karena itu dibukalah klep buang jauh sebelum piston selesai melakukan langkah daya
Lalu kenapa cam membuka klep hisap dan klep buang secara bersamaan (lihat garis orange di atas/TMA)
Ini namanya Overlap, Karena kecepatan gas buang yg tinggi(saya ulangai kecepatan gas buang yg tinggi) maka secara otomatis gas buang pada akhir langkah buang membuat kevakuman pada ruang bakar dan menarik sedikit udara+bensin , tetapi ini hanya terjadi jika kecepatan gas buang sangat tinggi jika tidak maka sebaliknya terjadi pembalikan tekanan dan terjadilah sedikit kontaminasi pada intake manifold karena ada gas buang yg masuk ke intake manifold yg berakibat berkurangnya performance mesin pada langkah hisap berikutnya.
Pada gambar di atas bisa dilihat garis hijau adalah derajat cam membuka klep hisap dan garis merah adalah derajat cam membuka klep buang
pada mesin racing yg murni bergantung pada rpm tinggi cam bisa dibuka maksimal baik pada langkah hisap maupun langkah buang, kenapa begitu? karena mesin racing sangat bergantung pada rpm tinggi dan pada rpm tinggi kecepatan udara yg masuk juga tinggi , garis orange di atas mewakili power (tenaga lebih) makin besar bukaan derajatnya maka makin besar power yg didapat, tetapi syaratnya kecepatan rpm juga harus tinggi dan apa yg terjadi sebelum tercapai rpm tinggi ? Tentu saja performance nya malah turun karena banyak terjadi kebocoran.
Kalau dilihat di atas ada juga garis orange yg mewakili overlap , disini kita lihat overlap bisa mulai 15 drjt sebelum TMA dan berkhir 15 drjt setelah TMA jadi overlap juga memiliki durasi dan tentu saja tinggi angkatan klepnya
selain itu ada juga garis Top Lift, disini maksudnya adalah tinggi bukaan klep yg paling besar dicapai oleh cam pada berapa derajat? Kalau makin cepat cam mengangkat klep maka performance mesin juga lebih baik karena udara makin cepat dan mudah memasuki ruang bakar atau keluar dari ruang bakar dan tentu saja kecepatan cam membuka klep juga punya batas
Yg perlu diingat semua derajat pd gambar diatas adalah derajat cam jadi kalau bicara durasi tentu saja harus dikali 2, karena kalau bicara durasi maka yg dimaksud adalah derajat krukas
mudah2an membantu
Info timing cam standar Titan
A= tma, B= tmb
Lift 0.1mm
In 16 A B 45
Ex 40 B A 20
Lift 1mm
In A 10 B 21
Ex 18 B 5 A
Lift max cam
In 6.8mm
Ex 6.5mm
Lift max tercapai pd . . . . derajat
In 105 - 110 drj
Ex 75 - 80 drj
Overlap max lift
0.7mm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar