ternyata masih banyak yang awam dengan kata-kata AFR maklum hampir sebagian besar komunitas IBLJ berangkat dari bengkel Pinggir jalan dan bengkel rumahan jadi bukan seperti team-team balap yg sebagian besar sudah mengaplikasikan hal ini.....tapi kenapa kita tidak boleh tau apa manfaat dan fungsingnya karna sekarang sudah banyak juga bengkel-bengkel umum yang menyediakan jasa Dyno so jadi boleh dong kita aplikasikan di motor balap haraian atau non resmi kita...karna ini sudah merupakan tuntutan perkembangan teknologi yang sebentar lagi akan di ramaikan oleh sistem injeksi dimana hal ini sangat berkaitan erat lo.....jadi terpaksa I B L J harus mengulas mundur lagi deh walau pun sebelumnya pun IBLJ pernah mengulas tentang AFR secara umum....namun kali ini sedikit mendasar dan toerits agar Posting sebelumnya jadi banyak yang jadi tau maksud dan tujuan mengaplikasikan sensor osygen tersebut termaksud saya sebagai admin....langsung aja deh kita simak bersama....
Campuran antara udara dan bahan bakar dinamai dengan "campuran" saja, sedangkan perbandingan berat udara (Gud) dengan berat bahan bakar (Gbb) dalam campuran itu disebut dengan "perbandingan campuran" atau "perbandingan udara-bahan bakar" (Air-Fuel Ratio), yaitu: Gud/Gbb. Dalam proses pembakaran sempurna bahan bakar hydrocarbon, C akan terbakar menjadi CO2 dan H akan menjadi H2O. Maka perbandingan dari berat minimum udara terhadap berat bahan bakar disebut dengan "perbandingan campuran teoritis". Sedangkan "perbandingan campuran" terhadap "perbandingan campuran teoritis" inilah yang dinamai dengan "factor kelebihan udara" atau "perbandingan kelebihan udara" atau "Exces Air-Fuel Ratio", dapat kita sederhanakan menjadi:
Excess air-fuel ratio = (perbandingan campuran) : (perbandingan campuran teoritis),
Sehingga dapat ditulis dengan formula:
Excess air-fuel ratio = (Gud/Gbb) : (Gud/Gbb teoritis)
Jika excess air-fuel ratio nilainya kecil, maka ini berarti bahwa bahan bakar yang dipakai terlalu banyak, atau kekurangan udara. Batas terendah nilai excess air-fuel ratio ditentukan oleh batas asapnya. Hal tersebut tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan. Jadi batas terendah excess air fuel ratio dapat berbeda beda, tetapi boleh dikatakan tidak pernah lebih rendah dari 1,1. Maka meskipun terdapat udara berlebihan, tetapi asap hitam juga masih bisa terjadi hal tersebut menunjukkan bahwa pencampuran dengan pusaran didalam ruang bakar tidak dapat berlangsung dengan baik.
Nilai perbandingan campuran teoritis
Misalkan bahan bakar yang digunakan adalah senyawa hydrocarbon yang diketahui data datanya sebagai berikut:
86% beratnya adalah carbon / C
14% beratnya adalah hydrocarbon / 2H2 .
Berat atom C adalah 12,011 g/mol
Berat atom H adalah 1,008 g/mol. (lihat tabel periodic).
Persamaan pembakarannya adalah:
C + O2 = CO2
2H2 + O2 = 2H2O
Ini artinya bahwa untuk membakar 12,011 g Carbon diperlukan 1 mol O2, dan untuk membakar 4,032 g (2 x 1,008 x 2) Hydrocarbon diperlukan 1 mol O2.
Volume setiap 1 mol gas apapun pada kondisi 0ºC (273 K) dan 760 mm Hg (1 atm / sea level) adalah 22,41 Liter.
Udara terdiri atas 21% volume O2 dan 79% volume N2, lainnya 1%. Maka volume minimum udara yang diperlukan untuk membakar sempurna bahan bakar tersebut diatas adalah:
(komposisi atom C : berat atom C) x volume setiap 1 kmol gas x (voleme udara total : volume oksigen), menjadi: ((0,86/12,011) +( 0,14/4,032)) x 22,41x 100/21 = 11,35 .
Oleh karena berat 1 liter udara setara dengan 1.293 g, maka perbandingan campuran teoritis udara-bahan bakar menjadi: 11,35 x 1,293 = 14,68 g udara/g bahan bakar, artinya secara teoritis untuk membakar 1 g bahan bakar secara sempurna diperlukan 14,68 g udara, atau secara teoritis 1 gram bahan bakar memerlukan 14,68 gram udara agar bisa terbakar secara sempurna.
Lalu berapakah volume (liter) udara yang diperlukan untuk membakar secara sempurna 1 gram bahan bakar .....?
Diketahui (dari table periodik) bahwa:
Berat atom N2 adalah 14 g/mol
Berat atom O2 adalah 16 g/mol
Sehingga massa relative dari udara (Mr air) dapat kita hitung sebagai berikut:
Mr air = komposisi N2 + komposisi O2
Mr air = 79% N2 + 21% O2
Mr air = (0,79 x 14 x 2) + (0,21 x 16 x 2)
Mr air = 22,12 + 6,72 = 28,84 g/mol
Setelah massa relative dari udara tersebut sudah kita ketahui sebesar 28,84 g/mol, maka kita dapat mencari volume udara dengan berat 14,68 gram dengan formula:
Volume udara = (Berat udara x 1 mol gas) : massa relatif udara
Volume udara = (14,68 g x 22,41 l) : 28,84 g/mol = 11,4 liter, atau dibulatkan sekitar 12 liter.
Beriukut ini adalah contoh alat pengukur AFR :
Saat start temperatur 0o Celsius | 1 : 1 |
Saat start temperatur 20o Celsius | 5 : 1 |
Idling | 11 : 1 |
Putaran lambat | 12-13 : 1 |
akselerasi | 8 : 1 |
Putaran Max (beban penuh) | 12-13 : 1 |
Pemakaian ekonomis | 16-18 : 1 |
Bahasannya memang sedikit agak teoritis dan ngejelimet pusingkan sama I B L J juga hehehe.....cuma kita gak harus mengerti secara ditail minimal kita paham saja logika kerja dan fungsinya AFR itu untuk apa... sudah cukup membuka wawasan kita untuk makin memahami lebih dalam untuk memodifikai soal mesin...so perkara mesin bukan hanya masalah suara yang meledak-ledak dan seram saja ternyata ada kan tata cara terbaiknya....Tanpa bermaksud untuk menggurui semata-mata hanya untuk memotivasi kawan-kawan dan berbagi terima kasih
Semoga bermanfaat
(Sumber Piper Comax)
Berita Terkait :
Gabung juga di Grup Facebook I B L J Forum komunitas drag bike Indonesia
- Free Dowload Software CDI REXTOR
- Mengenal CDI lebih dekat
- Memahami waktu pengapian motor standar dan balap
- Download buku petunjuk Cara seting CDI REXTOR
- Keuntungan Menggunakan Booster DC Pada motor
- Sitem Pengapian CDI - AC
- Sistem Pengapian CDI-DC
- Sudut = Derajat
- Pulser positive dan Pulser negative
- CDI Programmable Cheetah Power
- CDI RACING PREDATOR
- CDI BOOSTER ZONA 13
- BOOSTER 25 SPEED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar